Ada benarnya memang pepatah “Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat untuk orang lain”. Nilai-nilai kemanusiaan mengajarkan kita untuk senantiasa berbagi dengan apapun yang kita miliki. Banyak harta, sedekahkan kepada yang membutuhkan. Punya ilmu tinggi, amalkan. Ada tenaga, bantulah. Nilai ini tentu tidak mengkotak-kotakkan profesi manusia. Mulai dari presiden, menteri hingga tukang becak sekalipun, tak terkecuali para pekerja seni.
Berkaca pada dunia perfilman nasional, ada dua nama yang cukup konsisten berdedikasi untuk film nasional. Mereka adalah Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen. Keduanya konsisten untuk tetap membuat film edukasi dengan tema anak-anak yang memang sudah sangat jarang di khazanah perfilman nasional. Secara pasar, film-fimnya (kecuali Denias), memang kurang direspons baik oleh penonton.
Tahun ini, serupa dengan Nia Zulkarnaen, aktor cantik multitalented, Wulan Guritno, juga memberikan sumbangsihnya terhadap perfilman nasional. Bedanya dengan Ari & Nia yang mengusung tema anak-anak, Wulan mengambil peran untuk peduli pada orang-orang yang punya mimpi namun terhalang oleh penyakit yang bisa dianggap mematikan.
Tahun lalu, Wulan Guritno pun ikut ambil bagian dalam film serupa, NADA UNTUK ASA yang mengisahkan perjuangan anak dan ibu dalam hal menyikapi penyakit HIV/AIDS. Film ini pun sukses mengantarkan Wulan Guritno menjadi nominee Pemeran Pembantu Wanita Paling Keren BlackWhite Movie Awad 2015 dan Pemeran Pembantu Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2015.
[caption id="attachment_1239" align="aligncenter" width="300"] Wulan Guritno (Doc. Lensa Indonesia)[/caption]
Dalam projeknya kali ini bersama Amanda Soekasah dan Janna Soekasah-Joesoef, Wulan Guritno mengambil peran sebagai produser di bawah naungan Alkimia Production. Yach. Film terbarunya tersebut berjudul I am HOPE. Tidak tanggung-tanggung, departemen penyutradaraan film ini diserahkan langsung kepada suaminya, Adilla Dimitri. Hm..nampaknya I am Hope akan menjadi kolaborasi suami istri yang apik dan menarik. Lalu seperti apa ceritanya?
I AM HOPE bercerita tentang seorang gadis bernama Mia 23 tahun, ia bercita-cita ingin membuat sebuah pertunjukan teater. Namun mimpi indahnya tersebut harus terhenti sejenak karena ia mengidap kanker, penyakit yang sama juga merenggut nyawa sang ibunda.
Mia berlatar belakang dari keluarga berkecukupan, saat ini ia hidup ala kadarnya karena biaya pengobatan ibunya terdahulu. Semenjak dokter memvonis kanker, di saat yang sama ia merasa seluruh pengalaman kelam yang pernah menimpa keluarganya akan kembali terulang. Ayahnya akan sedih dan kembali terpuruk, ekonomi keluarga akan merosot, dan yang paling tragis ia akan kehilangan mimpinya.
Namun demikian, Mia terus ditemani oleh perempuan bernuansa pelangi yang terus setia dan bersikap positif disampingnya. Mia tetap tegar berjuang menguatkan hatinya untuk menghadapi beberapa proses kemoterapi, sampai hampir seluruh energi yang telah ia persiapkan untuk membuat pertunjukan habis terpakai.
Pada suatu ketika saat Mia menjalani pengobatan, Mia mengunjungi sebuah PH (Production House) untuk menemui seorang Produser terkenal dan mengirimkan naskah yang menjadi mimpi juga semangatnya itu kepada sang produser. Namun setiba ia di sana, Mia malah memperoleh kekecewaan. Sang Produser yang hendak ia temui tidak ada, dengan penuh kekesalan Mia berbalik pulang, kemudian menemukan sebuah pertunjukan kecil dari poster yang menarik perhatiannya.
Mia kemudian masuk dan menyaksikan pertunjukan itu. Tidak lama kemudian, pandangan Mia terpaku pada seorang aktor tampan, bernama David yang membuat detak jantung Mia tidak seperti biasanya, seolah mereka memiliki sebuah ikatan. Selesai pertunjukan, Mia hendak bergegas pulang dan kembali dipertemukan dengan David, yang menjadi awal perkenalan mereka. Mia kemudian menjalin komunikasi dengan David. Mia akhirnya dibantu oleh David untuk menyerahkan langsung naskah yang ia tulis kepada sang Produser itu, Rama Sastra. Bagai pelangi yang hadir ditengah hujan, upaya David dan Mia tersebut ternyata membuahkan hasil yang sangat baik. Mereka berhasil membuat Rama setuju untuk membaca naskah tersebut, bahkan Rama bersedia untuk membantu Mia mewujudkannya menjadi kenyataan.
Dengan dukungan dari David, Wanita Bernuansa Pelangi, dan semangat yang tinggi, Mia kembali mengejar mimpinya. Sampai titik penghabisan, dimana mental yang melampaui fisik tidaklah cukup lagi, Mia harus istirahat di atas tempat tidur rumah sakit. Mia kembali frustrasi harus menjalani operasi pengangkatan sel kankernya, dan ia tidak menyerah. Keteguhan semangat Wanita Bernuansa Pelangi menyelimuti hati Mia yang juga tidak pernah padam, mengajaknya untuk menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Usai menjalani operasi yang sukses, Mia kembali mengejar impiannya. Wanita Bernuansa Pelangi, seperti sel positif yang selalu membantu Mia di dalam pengobatannya melawan sel-sel negatifnya, atau kanker. Wanita Bernuansa Pelangi, seperti perwujudan ide dan angan Mia, atas segala.
Bagaimana Mia selanjutnya? Siapa wanita bernuansa pelangi itu?
Penggarapan skenario atas cerita tersebut akan dilakukan juga oleh Adilla Dimitri dibantu oleh Renaldo Samsara. Sementara untuk peran utama, Mia, dipercayakan pada aktor yang masih bisa dibilang pendatang baru yang sebelumnya bermain sebagai Lintang dalam film Negeri Van Oranje, Tatjana Saphira. I am Hope juga didukung oleh para pemain senior seperti Tio Pakusadewo, Ray Sahetapy, Fachry Albar, Ine Febriyanti, Fauzi Baadila, Kenes Andari, Feby Febiola dan Ariyo Wahab.
Film I am Hope sendiri dijadwalkan tayang serentak di bioskop pada tanggal 18 Februari 2016. Bagi kalian pecinta Film Indonesia terlebih yang menyukai tema human interest / social ini sudah selayaknya menandai kalender kalian untuk nonton. Oia, sebagian keuntungan film ini pun akan disumbangkan, jadi secara tidak langsung kalian yang menonton I am Hope, selain akan mendapat tontonan yang menggugah juga berpartisipiasi dalam hal peduli kanker. Oleh karenanya, sama seperti Wulan Guritno, kita pun bisa berdedikasi nyata untuk perfilman nasional juga gerakan sosial. #BanggaFilmIndonesia