#AdaSurgadiBioskop ? Sejak kemarin dan mungkin hingga beberapa waktu ke depan, jagad maya diramaikan oleh foto-foto selfie dengan mata sembab karena sudah melihat surga. Wow? Didominasi oleh kaum hawa seumur emak-emak, mendadak bioskop penuh sesak. Bahkan, Empire BIP Bandung mengambil keputusan kreatif dan mendadak mengurangi layar film XXX: Return of Xender Cage untuk dialihkan pada surga. Jelas sekali surga ini memang dirindukan oleh para pecintanya. Surga apakah itu?
Film Surga yang Tak Dirindukan (selanjutnya SYTD) yang menjadi film Indonesia terlaris tahun 2015, sudah ada lanjutannya. Mengusung judul Surga yang Tak Dirindukan 2 (selanjutnya SYTD2), film ini sudah bisa disaksikan di bioskop terdekat mulai kemarin 9 Pebruari 2017. Bagaimana filmnya?
Mari kita bedah SYTD2 berdasarkan salah satu soundtracknya yang berjudul Dalam Kenangan perform by Krisdayanti yang diciptakan oleh Queen of Indonesian OST, Melly Goeslaw. Hafal lagunya? Aslinya lagu ini keren parah!
“Ingin kusampaikan salam terakhir untukmu sebelum ku tutup cerita cinta ini“
Dalam SYTD kita mengenal tiga karakter utama yakni Arini (Laudya C. Bella), mas Pras (Fedi Nuril) dan Meirose (Raline Shah). Lagu Dalam Kenangan memulai liriknya dengan ingin kusampaikan salam terakhir. Siapakah “ku” yang dimaksud? Secara logika, maka Arini sebagai tokoh utama yang ingin menyampaikan salam terakhir dan menutup cerita cintanya bersama mas Pras. Ada apa dengan Arini? Bukankah Meirose sudah pergi dari kehidupannya?
“Bila ku hanya kata denganmu bisa jadi kalimat, menyusun semua perjalanan cinta kita”
Setiap orang berhak akan cinta dan mengambil keputusan sendiri. Meirose pergi namun kembali dalam SYTD2. Meirose membawa tokoh baru, dr. Syarief (Reza Rahadian), dokter spesialis kanker di tempat kepergiannya. Tentunya bukan di Jogja ya, tapi di Budapest. Luar negeri bro. Maklum, MD Pictures PH besar, meski pertanyaan saya sama dengan Tanta Ginting “Ada lebih dari 1000 kota indah di dunia mengapa mereka harus bertemu di Budapest coba?“
Dokter Syarief mencoba menyusun perjalanan cintanya bersama Meirose. Namun sepertinya Meirose masih terjebak pada masa lalunya. Dokter Syarief begitu sungguh-sungguh menjadikan kata-kata yang ia punya menjadi kalimat bermakna bersama MeiRose. Dalam salah satu adegan dr. Syarief menyatakan cinta pada Meirose menggunakan kata-kata dan kalimat puitis karya para pujangga terkenal, salah satunya Kahlil Gibran. Moment ini buat saya romantis. Dari dulu, saya sangat suka sastra terutama Kahlil Gibran hingga saya banyak mengoleksi buku-buku beliau.
Jika dr. Syarief sebuah kata dan MeiRose sebuah kata pula, bersatu mereka akan menjadi sebuah kalimat. Berhasilkah mereka bersatu menjadi kalimat dan menyusun perjalanan cintanya, sementara (kebetulan) lagi Arini dan Mas Pras pun mengunjungi Budapest?
“Kamu biasa denganku, kamu biasa ada aku”
Kehidupan rumah tangga Mas Pras dan Arini yang begitu indah dikaruniai seorang putri cantik, Nadia (Sandrina Michelle). Mereka sudah terbiasa bersama-sama. Hubungannya begitu dekat. Bahkan untuk hal yang sepele mungkin, Arini membawa pencuci muka karena mas Pras tidak terbiasa jika tidak mencuci muka. Tapi, kalau saya ingat-ingat lagi baik di SYTD atau SYTD2 jarang sekali adegan Mas Pras cuci muka kecuali saat wudhu. Ah sudahlah mungkin keromantisan rumah tangga memang tidak perlu fokus pada masalah-masalah serius saja.
Masalah menjadi sedikit serius tatkala Arini sudah mencatat dalam buku segala keperluan Mas Pras agar ia tak bergantung terus pada Arini. Ada apa lagi dengan Arini? cek lirik selanjutnya.
“Namun hidup jangan berhenti hanya bila aku pergi”
Arini mau pergi ke mana sih? Ia ingin tetap Mas Pras melanjutkan hidup sekalipun tak ada dirinya. Pada SYTD Arini pernah mengidap penyakit kanker, SYTD2 ada karakter baru seorang dokter spesialis kanker. Sudah tahu kan kemana perginya Arini?
“Kenanglah aku di hati, kenanglah senyum dan tangisku”
Wah mas Pras makin baper tuh. Diminta Arini untuk mengenang dirinya di dalam hati. Senyumnya pula tangisnya. Aduh Arini bikin penasaran dech. Sudah menduga mengapa Arini ingin menyampaikan salam terakhir? Makin jelas kan ya.
“Baik dan marahku dan segalanya simpanlah saja dalam-dalam, simpanlah selamanya”
Aduh makin dipertegas nih. Tak hanya senyum dan tangis, baik dan marah Arini pun harus disimpan dalam-dalam dan selamanya. Memang di SYTD Arini sempat marah besar pada mas Pras hingga mengantarkannya meraih piala terpuji Pemeran Utama Wanita Terpuji Festival Film Bandung 2015. Di SYTD2 Arini mampu mengelola emosinya dengan lebih baik.
Sebelum lirik terakhir yang merepresentasikan ending SYTD2, kita cerita yang lain dulu saja yach. Opening SYTD2 yang mengingatkan SYTD dibuat cerdas oleh Hanung Bramantyo selaku sutradara. Menggelitik dan seru. Menambah komposisi humor yang lebih banyak, salah satunya dengan tokoh Panji (Muhadckly Acho), membuat SYTD2 terasa lebih ringan dan santai.
SYTD2 fokus pada cinta segiempat Arini, Mas Pras, MeiRose dan dr. Syarief di Budapest. Sayangnya drama yang disusun terpincang-pincang dalam menjelaskan mengapa Surga menjadi dirindukan. Beberapa kali saya gagal fokus. Dengan outfit serupa serta berbicara indahnya Islam di Budapest, Raline Shah justru mengingatkan saya pada 99 Cahaya di Langit Eropa. Tidak sampai di situ, coba lihat saat dr. Syarief makan es krim bersama Nadia. Dengan outfit serupa pula, jalannya dr. Syarief looks like 99% Rudy Habibie.
Arini juga melakukan hal serupa. Arini meminta seseorang yang ia percaya untuk menjadi pengganti dirinya, remember me akan Dewi Sandra yang meminta Adhitya Putri menikah dengan suaminya, Richard Kevin dalam Air Mata Surga. Artistik dan dekorasi ending persis dengan ending Talak 3.
Ditambah adegan-adegan klise yang belakangan ini sering ditemukan dalam film-film Hanung. Mulai dari adegan dramatis dengan latar kereta hingga saat shalat berjamaah. Oia, saat Mas Pras menanyakan mesjid di Budapest, juga tiba-tiba pikiran saya melayang pada saat Rudy menanyakan mesjid di Jerman. SYTD2 tak menjadi diri sendiri.
Namun, hal-hal tersebut hanya mengalihkan fokus saja tidak sampai pada tahap menganggu. Justru, SYTD2 dirusak oleh “awan hitam bergulung-gulung“. Adegan yang seharusnya nyesek eh malah jadi pingin ketawa dan rusak mood gara-gara awan hitam. Kalau boleh saran, “awan hitam bergulung-gulung” tak usah dimasukkan dalam film SYTD2. Annoying!
“Dalam kenangan”
Lirik terakhir sekaligus judul lagu. Ya ending SYTD2 memang dalam kenangan. Bagi kamu khususnya cewek-cewek yang menggandrungi Mas Pras dan atau dr. Syarief, lihat gambar, itulah akhir SYTD2. Simpanlah mas Pras dan dr. Syarief dalam kenanganmu. heheheh. Kaget? Nggak percaya? Nonton aja yach!