Ketika seseorang menginginkan sesuatu atau terjebak dalam keadaan sulit biasanya baik sengaja atau pun tak sengaja ia mengucapkan nazar. Contoh sederhana “Jika saya lulus ujian nasional, saya akan berpuasa selama 3 hari“. Ini nazar yang pernah saya lakukan dulu sewaktu SMA. Nazar bisa diartikan mewajibkan pada diri sendiri atas suatu perkara yang sebenarnya tidak wajib. Mayoritas jumhur ulama sepakat bahwa hukum nazar adalah terlarang (dimakruhkan) namun apabila terlanjur mengucapkannya, menunaikannya menjadi wajib hukumnya.
Adalah Silvi (Titi Kamal) terlanjur mengucapkan nazar saat ia terjebak di dalam lift yang mati. Silvi berjanji jika ia diberi kesempatan hidup, ia akan berhenti minum alkohol, menyisihkan sebagian penghasilannya untuk anak yatim, menjadi pribadi yang lebih baik lagi serta menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah sebagai bentuk ketaatan seorang muslimah. Wajar saja jika Silvi bernazar seperti itu, karena hari itu adalah hari yang penting bagi dirinya. Ia akan dilamar oleh kekasihnya, Dion (Richard Kyle), dan sedang menuju ke jenjang pernikahan.
Di dalam lift Silvi tak sendirian, ia bersama seorang pegawai di kantor calon suaminya, Raka (Pandji Pragiwaksono) namanya. Melalui tokoh Raka inilah, sutradara Benni Setiawan mencoba bertutur mengisahkan nazar Silvi dalam film terbarunya INSYAALLAH SAH (selanjutnya IAS) yang diproduksi oleh MD Pictures.
Memasang Pandji Pragiwaksono sebagai tokoh utama jelas bukan jaminan film laris, setidaknya untuk saat ini, terbukti studio 4 Braga XXI Show 21.00 tadi malam hanya diisi oleh 2 rows atas dan beberapa orang saja di rows depannya. Namun begitu, Benni Setiawan mampu mengubah sosok Pandji menjadi karakter yang unik. Sepanjang film, kamu akan melihat bagaimana Raka terus menerus mengingatkan Silvi untuk menunaikan nazarnya dengan caranya sendiri. Menjengkelkan? Iya!
Sosok Raka sangat hidup sekali di film ini. Meski terkadang nada dan logat bicara Raka terdengar seperti dai kondang AA Gym, Pandji sukses menaklukkan tantangan perannya. Menarik jika Pandji memeriahkan deretan nomine Pemeran Utama Pria Terbaik di penghargaan film tahun ini.
Penampilan Pandji diimbangi oleh Titi Kamal yang kian hari kian menawan. Setelah Mendadak Dangdut (dan Shy Shy Cat), IAS juga menjadi penampilan terbaiknya. Sayangnya, saya sedikit terganggu oleh Richard Kyle. Hm, kebayang kalau tokoh Dion ini diperankan oleh Christian Sugiono, mungkin IAS akan lebih perfecto. Heheheh
Musibah demi Musibah
Setelah kejadian di lift, keadaan Silvi justru malah memburuk. Musibah demi musibah menghampirinya. Pernikahannya terancam gagal, ditipu orang, dicopet hingga puncaknya, usaha butik yang ia tekuni kerampokan dan seluruh asetnya habis tak tersisa. Apakah ini karena Silvi tak menunaikan nazarnya?
Allah SWT berfirman setidaknya dalam 3 surat berikut;
ثُمَّ لْيَقْضُوا تَفَثَهُمْ وَلْيُوفُوا نُذُورَهُمْ
“Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka.” (QS. Al Hajj: 29)
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ نَفَقَةٍ أَوْ نَذَرْتُمْ مِنْ نَذْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُهُ
“Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS. Al Baqarah: 270)
إِنَّ الأبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا (٥)عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا (٦)يُوفُونَ بِالنَّذْرِ وَيَخَافُونَ يَوْمًا كَانَ شَرُّهُ مُسْتَطِيرًا (٧)
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” (QS. Al Insan: 5-7)
Sebagai manusia tentu kita tak boleh berprasangka buruk, namun bisa jadi segala sesuatu yang menimpa kita adalah karena perbuatan kita sendiri. Raka selalu hadir kemanapun Silvi pergi. Raka ibarat alarm untuk Silvi. Nazar wajib hukumnya untuk ditunaikan dan dilaksanakan. Lalu apakah Silvi akan menunaikan nazarnya dan bagaimana kelanjutan kisahnya?
Film religi dengan kemasan komedi yang begitu cair bisa dihitung dengan jari. Benni Setiawan, sebelumnya pernah membuat komedi religi Waalaikumussalam Paris, begitu juga MD Pictures sempat berkarya lewat Talak 3. Dalam IAS, Benni Setiawan kembali mempersembahkan karya terbaiknya. Bertutur dengan gaya yang khas. Pesan-pesan moral, menurut hemat saya, akan lebih sampai kepada penonton jika dikemas dengan gaya seperti dalam IAS.
Film Insyaallah SAH adalah salah satu dari empat film yang memeriahkan lebaran tahun ini. Tahun lalu MD Pictures berhasil unggul di lebaran lewat Rudy Habibie. Akankah IAS juga unggul tahun ini?