Ini cerita tentang aku dan kamu
Saling mencinta dalam dunia sendiriku
Membagi romansa dengan terangnya kalbu
Membuat orang-orang larut terhanyut
Aku Sarwono
Makhluk dengan kekuatan kertas dan kata
Mencintai kamu dalam kekhawatiran
Bertanya-tanya dalam rasa cinta
Jepang dan Katsuo alasan besar, meraguku dalam keputusan
Namun, bukankah aku bisa melarang?
Pingkan adalah namamu
Sakura dan wajahmu adalah sama
Bermekaran dan cantik, mempesona setiap yang melihat
Manado dan Gorontalo mendewasakan kisah cinta kita
Ombak yang menghalangi, hanya mampu mengusir jejak kaki
Hujan yang menghadang, hanya mampu menghapus jejak langkah
Tak peduli seberapa besar Matindas terus menggoyah
Perjalanan semakin menguji kesetiaan cinta kita
Berbeda dalam iman, berbeda dalam keturunan
Coba kau lihat laut itu
Membiru cerah memantulkan bayang
Aku hanya ingin menuntaskan tugasku
Menciummu di balik tenggelamnya senja
Terdiam dirimu seraya menutup mata
Kau bertanya apa itu cinta?
Aku mencintaimu tidak dengan sederhana
Tapi….
Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Dengan mata yang tak sempat dikedipkan daun kepada angin yang menjadikannya gugur
Bagaimana bisa itu dikatakan sederhana?
Ada yang berdenyut dalam diriku
Menghitung satu demi satu seberapa banyak cintaku
Dalam kefanaan dunia, perpisahan adalah hal yang tak kuingin
Berjalan bersama menyusuri aliran air
Dalam derai ini kita telah tunjukkan,
Kepada mereka, kepada Manado, kepada Gorontalo
Bahwa cinta kita tangguh dan utuh
Raguku muncul kembali, saat aku harus rela melepasmu
Dua tahun bersama orang lain, bukanlah waktu yang sedikit
Satu hari pun bisa jadi selamanya
Akankah kau setia padaku, sementara aku tiada?
Dalam peluk aku bergumam, bisakah waktu berhenti saja
Cinta melepas bayang-bayang ego, aku bahagia jika kau pun bahagia
Meraih mimpimu di sana, membuat kau tersenyum
Maka aku pun harus tersenyum, meski otakku masih dalam ketidakberdayaan
Melawanmu hanya akan mengubah takdir cinta kita
Pergilah Pingkan, aku akan merindukanmu. Semoga kau juga
Kangen!
Aku Juga Kangen!
Sayang, kau hapus kembali tulisan itu
Tiadakah dirimu kangen padaku?
Ah,
Lewat sakura yang berbaik hati menerbangkan diri
Menyampaikan pesan padaku di sini, kau hendak dicium Katsuo, sang lelaki itu?
Aku tak bisa meraihmu, apalagi mencegahmu
Aku hanya titipkan perasaan rinduku pada sakura itu
Terbanglah sakura, kembalilah kau pada Pingkanku, sebelum lelaki itu menuntaskan tugasnya.
Aku tak pernah tahu jawaban apa yang terjadi selanjutnya
Aku kecewa, karena aku harus terbaring lemah
Hujan yang begitu keras, tiada bisa kudengar
Aku hanya berharap pada sakura itu, menunggu apa yang ia akan sampaikan
Tahun pertama berlalu, Juni bertemu Juni.
Aku tahu kau akan pulang dan menemuiku, Pingkan.
Tapi aku tak ingin kau tahu, bagaimana aku sekarang.
Sementara, biarkan aku bersama sepiku, meski aku takut.
Samar-samar dalam ruang nyata dan fanaku
Suaramu terdengar lirih, apakah kau sedang datang padaku?
Apakah tugas lelaki itu tak pernah tuntas?
“Kerinduanku padamu Sarwono, justru mengalahkan penghalang kita. Bahkan, terjadi dalam ketiadaanmu”
Aku senang mendengar kata-katamu, meski aku sedang tak terbangun
Karena aku tahu, jika aku terbangun, kisah cinta kita hanya akan jadi drama klise
Aku bahagia mendengar kata-katamu, meski aku sedang terpejam
Karena aku tahu, jika aku membuka mata, kisah cinta kita hanya akan berurai air mata percuma
Tapi pingkan, Bolehkah aku bertanya, masihkah hujan itu memupuk rindu?
Berserakan kepingan kangen yang kau bawa, terseret arus hujan merana
Kemanakah arus itu akan membawa kangenmu?
Aku mengutus sakura mengikuti arus itu.
Aku percaya pada takdir yang akan menuntunku.
Menuntun pada satu cinta,
Kamu..