Seyogyanya kongres memang dilaksanakan pada tahun 2020, tapi karena suasana pandemi mengakibatkan kongres tertunda. Untuk mempercepat pelaksanaan kongres dibentuklah Steering Committee (Panitia Pengarah) yang bertugas menyusun dan melaksanakan kongres BPI. Hingga akhirnya kongres BPI bisa terlaksana pada Maret 2022.
Berhard Uluan Sirait, selaku ketua Panitia Pengarah Kongres BPI 2022, menjelaskan agenda-agenda yang akan dilaksanakan dalam Kongres BPI 2022. Salah satunya adalah pemilihan dan penetapan Ketua Umum BPI.
Empat calon yang sudah lolos verifikasi
Untuk menentukan kandidat calon Ketua Umum BPI, Panitia Pengarah menyusun serangkaian aturan dan tahapan pendaftaran. Di antaranya adalah tentang syarat dukungan dari organisasi unsur BPI. Syarat tersebut yakni calon Ketua Umum sekurang-kurangnya mendapat lima dukungan dari organisasi unsur BPI yang dibuktikan dengan surat pernyataan tertulis dari organisasi unsur BPI yang mendukung tersebut.
Dari serangkaian proses penjaringan calon Ketua Umum BPI, terpilihlah empat kandidat yang akan dipilih dalam Kongres BPI 2022. Mereka adalah Adisurya Abdy, Gunawan Paggaru, Fauzan Zidni, dan Gusti Randa.
1. Adisurya Abdy
Adisurya Abdy termasuk salah satu tokoh senior dalam perfilman Indonesia yang masih aktif hingga kini. Pada dekade 80-an, ia menyutradarai film – film seperti Roman Picisan (1980), Hallo Sayang (1980), Macan Kampus (1987), Wanita (1990), dan sejumlah film lainnya.
Pada dekade 2000 ke atas, ia pun masih aktif menyutradarai film, salah satunya Sara & Fei: Stadhius Schandaal (2018). Ia pun menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas BPI periode 2017 – 2020.
Misi utamanya mencalonkan diri sebagai Ketua Umum BPI adalah ‘Berbeda Bukan Bertengkar, Bersatu Bukan Bersekongkol’.
Lebih lanjut Adi menjelaskan bahwa ke depan ia akan membangun BPI dalam kebersamaan tanpa persekongkolan dan mengelola perbedaan tanpa pertengkaran. Kebersamaan tersebut juga dipupuk dalam semangat jiwa Pancasila yaitu Mengedepankan Akhlak atau Moral, Kemanusian yang Adil dan Beradab, Persatuan, Musyawarah Mufakat, dan Keadilan Sosial.
2. Gunawan Paggaru
Selain Adisurya Abdy, Gunawan Paggaru adalah kandidat Ketua Umum BPI yang aktif di BPI periode sebelumnya. Bedanya, jika Adisurya berada di jajaran Dewan Pengawas, Gunawan berada di jajaran Pengurus. Ia menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi dan Jaringan BPI 2017.
Selain sebagai pengurus BPI, Gunawan juga tercatat sebagai Ketua Umum KFT (Karyawan Film & Televisi) periode 2019 – 2024.
Dengan membawa misi ‘Peran Serta Masyarakat yang Powerful’, Gunawan percaya diri maju sebagai calon Ketua Umum BPI. Menurutnya, seluruh organisasi yang ada di BPI harus memahami terlebih dahulu esensi mengapa BPI dibentuk, dan siapa yang disebut BPI itu.
Gunawan menjelaskan bahwa BPI bukan hanya pengurus saja, tapi juga seluruh organisasi unsur BPI merupakan bagian dari BPI itu sendiri. Oleh karena itu, organisasi unsur BPI harus berpartisipasi aktif dan berdaya sebagai komunitas, sehingga tidak hanya hadir ketika kongres saja dan atau ketika dibutuhkan suaranya.
3. Fauzan Zidni
Di antara keempat calon Ketua Umum BPI, Fauzan Zidni adalah yang termuda secara usia. Namun pengalamannya di dunia film tidak serta merta dianggap remeh. Ia adalah seorang produser film aktif. Beberapa karya yang pernah dihasilkannya adalah Republik Twitter (2012), Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta (2013), dan Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak (2017).
Saat ini, ia bersama Chand Parwez Servia tengah merampungkan film Perang Kota yang diadaptasi dari sastra klasik Jalan Tak Ada Ujung-nya Mochtar Lubis.
Pengalamannya sebagai produser, bersinggungan dengan misi yang ia bawa ke Kongres BPI 2022 yakni ‘Menuju Masyarakat Film Indonesia yang Unggul, Kompeten, dan Beretika’. Fauzan memfokuskan visi misinya pada satu alur kegiatan film mulai dari sumber daya manusia produksi yang unggul, lingkungan kerja yang sehat, serta ekosistem yang adil.
4. Gusti Randa
Nama Gusti Randa boleh jadi adalah nama yang paling populer di antara seluruh calon Ketua Umum BPI. Pasalnya ia adalah seorang aktor, pengacara, dan juga politisi yang seringkali wara-wiri di layar kaca atau layar lebar.
Selain itu Gusti Randa pun berani tampil beda dengan ketiga calon lainnya. Ketika Adisurya Abdy, Gunawan Paggaru, dan Fauzan Zidni tampil percaya diri memaparkan visi misi mereka, Gusti pun tampil percaya diri dengan mengatakan kalau ia tidak memiliki visi dan misi.
Baginya, seorang ketua tidak boleh memiliki visi. Semua yang dilakukan harus berangkat dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang ditetapkan dalam kongres. Ia yang mendapat kesempatan terakhir dalam sesi pemaparan visi dan misi, sangat pintar memanfaatkan kesempatan yang ada. Alih-alih menjelaskan lanjutan dari pernyataannya soal visi misi, ia justru menanggapi visi dan misi ketiga calon lain yang sudah dipaparkan terlebih dahulu.
Sayangnya, proses pemaparan visi dan misi hanya berlangsung satu arah tidak melibatkan peserta kongres. Sehingga, peserta kongres tidak bisa menggali lebih dalam visi misi yang dipaparkan para calon ketua umum.
Proses pemilihan ketua umum
Empat calon Ketua Umum BPI yang sudah memaparkan visi dan misinya akan dipilih dalam kongres. Peserta kongres yang memiliki hak suara adalah organisasi unsur BPI yang sudah ditetapkan berhak mengikuti kongres dan hadir saat kongres.
Jumlahnya adalah 62 organisasi unsur BPI yang terbagi dalam empat unsur yakni Kegiatan Perfilman (33 suara), Organisasi Lembaga Pendidikan (1 suara), Badan Usaha Perfilman (9 suara), dan Profesi Perfilman (19 suara).
Dari 62 organisasi unsur BPI yang sudah ditetapkan, empat organisasi tidak hadir. Sehingga jumlah suara hanya 58.
Proses pemilihan ketua umum dilakukan secara tertutup. Satu per satu organisasi unsur BPI dipanggil dan diverifikasi sesuai dengan surat tugasnya untuk memastikan bahwa yang memilih adalah benar perwakilan dari organisasi tersebut. Kemudian mereka memilih di bilik suara yang sudah ditetapkan.
Proses penghitungan suara
Setelah seluruh perwakilan organisasi unsur BPI selesai menyampaikan hak suaranya, seluruh suara dihitung dengan mekanisme terbuka dalam kongres. Hasilnya dua nama, Gunawan Panggaru dan Fauzan Zidni mendominasi perolehan suara.
Saat proses perhitungan suara dilakukan, nama Gunawan dan Fauzan saling susul menyusul yang membuat suasana kongres menjadi lebih meriah. Dan pada akhirnya, Gunawan Panggaru berhasil menduduki peringkat teratas dengan hanya selisih empat suara saja dari Fauzan Zidni.
Berikut hasil lengkap perolehan suara pemilihan Ketua Umum BPI:
Total suara seharusnya: 62 suara
Total suara yang hadir: 58 suara
Total suara yang tidak hadir: 4 suara
Total suara sah: 58 suara
Dengan rincian:
01. Adisurya Abdy (5 suara)
02. Gunawan Paggaru (28 suara)
03. Fauzan Zidni (24 suara)
04. Gusti Randa (1 suara)
Yang menarik adalah perolehan suara dari Gusti Randa yang hanya memperoleh satu suara. Kenapa?
Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, bahwa persyaratan calon Ketua Umum BPI adalah memperoleh dukungan dari minimal 5 organisasi unsur BPI. Apakah mungkin empat organisasi yang tidak hadir tersebut yang memberikan dukungan pada Gusti di awal verifikasi, atau ada organisasi lain yang di awal memberikan dukungan pada Gusti tapi tidak memilihnya saat kongres?
Biarlah, hal ini tetap menjadi misteri saja.
Pada Kongres BPI 2022, ditetapkan perubahan Anggaran Dasar mengenai masa jabatan Ketua Umum, yang semula tiga tahun menjadi empat tahun.
Akhir kata, selamat kepada seluruh kandidat calon Ketua Umum BPI karena telah bertarung secara sehat dan demokratis. Dan selamat kepada Gunawan Paggaru yang terpilih sebagai Ketua Umum BPI (Badan Perfilman Indonesia) periode 2022 – 2026.
Semoga, di bawah kepemimpinan Gunawan, BPI bisa lebih baik lagi menjadi rumah paling nyaman dan kreatif bagi seluruh insan dan masyarakat perfilman Indonesia.