Kalau mendengar istilah film biopik, siapa sosok yang terlintas pertama kali di benak kamu? Apa Freddie Mercury dan bandnya, Queen?
Kebanyakan orang mengasosiasikan film biopik dengan sejumlah pahlawan nasional dan yang sudah meninggal. Semisal Soekarno, Tjokroaminoto, Jenderal Soedirman, Cut Nyak Dhien dan sejumlah tokoh lainnya yang berjasa terhadap perjuangan bangsa Indonesia.
Tapi tahukah kamu, banyak juga film Indonesia yang menghadirkan kisah tokoh terkenal yang bukan termasuk pahlawan nasional, bahkan beberapa di antaranya masih hidup di tengah-tengah kita. Penasaran? Yuk simak.
1. 3 Srikandi (2016)
Bunga Citra Lestari, Chelsea Islan dan Tara Basro dipercaya memerankan
karakter 3 Srikandi/MVP Pictures |
Siapa atlet yang menyumbang medali Olimpiade pertama bagi Indonesia? Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani yang tergabung dalam tim panahan wanita untuk Olimpiade 1988 di Seoul, Korea Selatan. Ketiga atlet yang meraih medali perak ini sering disebut-sebut dengan istilah 3 Srikandi.
Hal inilah yang membuat sutradara Imam Brotoseno tergerak untuk mengisahkan perjuangan mereka lewat film berjudul 3 Srikandi.
Film ini mengusung semangat perjuangan atlet untuk bertanding di Olimpiade. Kita akan disuguhkan bagaimana mereka harus melalui serangkaian proses mulai dari latihan yang rutin, karantina di tempat yang jauh dari keramaian, hingga berkonflik dengan urusan pribadi masing-masing.
2. 99 Cahaya di Langit Eropa (2013)
Fatma Pasha (Raline Shah) adalah salah satu tokoh penting yang ditemui
Hanum di 99 Cahaya di Langit Eropa/Maxima Pictures |
Dari dunia olahraga kita beralih ke dunia kepenulisan. Adalah Hanum Rais, penulis terkenal yang berjuang mengubah stigma atau pandangan negatif orang Eropa terhadap Islam melalui tulisannya. 99 Cahaya di Langit Eropa adalah film pertamanya yang mengisahkan perjuangannya tersebut.
Diceritakan dalam film ini, Hanum yang menemani Rangga, suaminya yang sedang kuliah doktorat di Austria, harus beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya. Dari sinilah mereka mulai bertemu dengan orang-orang sekeliling yang merendahkan Islam, hingga membawa mereka pada jejak-jejak Islam di Eropa.
Film yang diproduksi Maxima Pictures ini mendapat sambutan positif dari berbagai tokoh penting, kritikus, maupun penonton film. Respons itu juga yang akhirnya membuat perjuangan Hanum Rais tak selesai sampai di film ini saja. Ia melanjutkan perjuangannya hingga ke Amerika dalam Bulan Terbelah Langit di Amerika dengan membawa visi yang sama dengan pendahulunya.Di seri terakhirnya, Hanum Rais percaya diri menggunakannya namanya sebagai judul dalam Hanum & Rangga yang tayang pada tahun 2018.
3. Chrisye (2017)
Oh Tuhan tolonglah aku cinta, aku cinta dia/MNC Pictures |
Tak mudah untuk menjadi seorang musisi yang dicintai hingga lintas generasi. Dan Chrisye adalah contoh nyata dari penyanyi Indonesia yang karya-karyanya abadi meski sosoknya telah tiada.
Sejak kecil Chrisye sudah mendalami musik meski dilakukan secara diam-diam karena ayahnya menginginkan dia menjadi seorang insinyur. Konflik batin pun menyelimuti masa-masa perjuangannya dalam meniti karier di bidang musik. Perjuangan tersebut dilukiskan oleh Rizal Mantovani dalam Chrisye, film yang diproduksi oleh MNC Pictures dan Vito Global Visi.
Yang paling menarik dari film ini adalah fokus sutradara dalam menggali kegundahan Chrisye terhadap makna kehidupan. Tak dibuat secara musikal, Chrisye memang lebih condong ke arah religi, terlebih dengan kekuatan ada pada pengisahan di balik layar pembuatan lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata.
Selain itu, kekuatan utama film ini ada pada aktor Vino G. Bastian yang dipercaya memerankan Chrisye. Atas akting apiknya tersebut, Vino berhasil meraih penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik Indonesian Movie Actor Award 2018 dan nominasi Pemeran Utama Pria Terpuji di Festival Film Bandung 2018.
4. Hijrah Cinta (2014)
Penampilan ceramah perdana Uje (Alfie Alfandy) di Hijrah Cinta/MVP
Pictures |
Fenomena selebriti berhijrah memang sedang marak belakangan ini. Salah satunya ditandai dengan ciri-ciri yang kasat mata, seperti selebriti wanita yang sebelumnya tak memakai hijab kini menggunakannya. Tapi, apakah makna hijrah sebatas itu?
Empat tahun lalu sutradara Indra Gunawan menafsirkan makna hijrah seorang selebriti dalam Hijrah Cinta. Indra memaknai hijrah adalah perubahan dari sesuatu yang buruk menjadi baik. Menariknya, iamenawarkan makna hijrah ini dalam serangkaian proses bukan hasil akhir.
Penasaran siapa selebriti yang dimaksud? Ya, dia adalah almarhum Ustad Jefri Al-Buchori yang lebih akrab disapa Uje.
Dalam Hijrah Cinta, perjuangan Uje yang terjerumus ke dalam narkoba hingga akhirnya menjadi seorang penceramah, dilukiskan cukup berliku dan tak mudah. Bahkan hingga akhir hayatnya, proses hijrah Uje masih diwarnai dengan kebimbangan atas dirinya sendiri.
Mungkin itulah makna hijrah sesungguhnya yang ditawarkan Hijrah Cinta, bukan semata-mata merasa paling benar karena merasa sudah berhijrah.
5. Sundul Gan: The Story of Kaskus (2016)
Kira-kira ekspresi mereka begitu, kenapa ya?/kaskus.id |
Siapa yang nggak tahu dengan startup terkenal asal Indonesia, Kaskus? Rasa-rasanya belum menjadi warganet yang sah jika belum menjadi kaskuser, terlepas aktif sebagai pengisi thread atau sekadar silent reader. Tapi apakah kamu tahu, bahwa untuk mendirikan Kaskus, Andre Darwis dan Ken Dean harus menempuh jalan yang rumit?
Perjuangan mereka diisi dengan citra negatif Kaskus yang dituding sebagai situs esek-esek, kesulitan mencari investor, hingga konflik yang menyebabkan renggangnya persahabatan Andre dan Ken. Semua perjuangan keduanya dalam mendirikan dan membesarkan Kaskus, dipotret sutradara Naya Anindita dalam Sundul Gan: The Story of Kaskus.Sayangnya, film ini cenderung luput dari perhatian penonton, bahkan dari kaskuser itu sendiri.
Sebetulnya masih banyak film-film biopik non pahlawan yang kisahnya cukup inspiratif. Namun, saya pilihkan 5 film di atas untuk mewakili dunianya masing-masing. Mulai dari dunia musik, kepenulisan, olahraga, dakwah, hingga teknologi informasi.
Gimana, kamu sudah nonton yang mana saja?