Tahun 2022 sempat mudik ke kampung halaman di Mandailing Natal, Sumatera Utara. Jadi beberapa minggu sempat nggak nonton di bioskop ataupun jelajah platform OTT. Ada beberapa film yang tentunya terlewatkan.
Bisa saja sebetulnya langsung membuat daftar paling keren dari film-film yang sudah ditonton saja. Tapi rasanya kurang afdol saja kalau jumlah tontonan masih sedikit.
Jadi, awal Januari 2023 maraton film Indonesia 2022 yang belum sempat ditonton. Untungnya sebagian besar sudah berada di platform OTT.
Ya walaupun nggak terlalu banyak mengubah susunan Film Indonesia Paling Keren 2022 yang sudah di-draft sebelumnya sih. Karena film-film yang ditonton belakangan tersebut nggak banyak juga yang memuaskan.
Lantas apa yang membedakan daftar tahun ini dengan edisi sebelum-sebelumnya?
Pada dua edisi terakhir, saya memisahkan antara film yang tayang di bioskop dengan yang tayang di platform OTT.
Tapi mulai kali ini, deretan film Indonesia paling keren tidak akan memisahkannya lagi. Nggak peduli di mana media tayangnya, film Indonesia yang keren dan berkesan akan selalu mendapat tempat.
Tanpa berpanjang lebar lagi, mari kita sambut 10 Film Indonesia Paling Keren 2022 versi RajaSinema.
Special Mention:
KKN di Desa Penari, film Indonesia terlaris sepanjang masa
Digabung dengan versi extended yang tayang akhir tahun, KKN berhasil
tembus 10 juta penonton/MD Pictures |
Tahun 2022 merupakan awal kebangkitan film Indonesia di bioskop pada masa pandemi. 14 dari 15 Film Indonesia terlaris 2022 mendapat lebih dari 1 juta penonton.
Di antara 14 film tersebut, KKN di Desa Penari bertasbih di posisi jawara dengan raihan 9,3 juta penonton. Angka yang dicapai oleh film arahan Awi Suryadi ini, selain menjadi jawara di tahun 2022 sekaligus juga menjadi yang terlaris sepanjang masa.
Atas pencapaiannya tersebut, nggak ada salahnya saya berikan special mention pada KKN di Desa Penari.
Walau saya secara kualitas, saya kira 93% dari 9,3 juta penonton sepakat kalau filmnya kurang memuaskan. Menurut kamu?
10 Film Indonesia Paling Keren
10,9,8,7. Film Indonesia yang mengangkat kasus pelecehan seksual
Semuanya perempuan |
Empat film ini boleh saja diberikan special mention. Tapi menurut hemat saya keempat film ini masih punya kualitas yang membuatnya layak berada di deretan paling keren.
Hanya saja, saya tidak perlu memeringkatnya karena keempat film ini punya bentuk, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing.
Mereka adalah Dear Nathan: Thank You Salma, Like & Share, Penyalin Cahaya, dan Qorin.
Kesamaan keempat film ini terletak pada isu yang diangkat yakni tentang pelecehan (kekerasan) seksual.
Dear Nathan: Thank You Salma merupakan seri ketiga dari trilogi Dear Nathan. Di edisi ketiganya ini ini, Nathan (Jefri Nichol) dan Salma (Amanda Rawles) sudah bukan anak SMA lagi. Mereka sudah kuliah sekarang.
Tentunya isinya pun bukan lagi sekadar romansa hujan-hujanan pakai seragam SMA, tapi ada isu yang lebih dewasa yang dihadirkan. Film ini membawa isu pelecehan seksual di lingkungan perguruan tinggi.
Serupa dengan Dear Nathan: Thank You Salma, film terbaik FFI 2021 Penyalin Cahaya juga membawa isu tentang pelecehan seksual di perguruan tinggi. Bedanya, Penyalin Cahaya dibentuk seperti film investigasi kriminal, sementara Dear Nathan: Thank You Salma masih setia pada drama romansa.
Penyalin Cahaya berpusat pada karakter Sur (Shenina Cinnamon), seorang mahasiswa yang hampir dicabut beasiswanya karena foto selfienya saat pesta beredar di media sosial. Karena tak ingin berhenti kuliah, Sur mulai menyelidiki apa yang terjadi pada malam pesta tersebut.
Sementara Like & Share dan Qorin bicara isu pelecehan seksual di tingkatan lingkungan pendidikan yang lebih rendah yakni Sekolah Menengah Atas (SMA).
Like & Share berpusat pada dua remaja SMA, Lisa (Aurora Ribero) dan Sarah (Arawinda Kirana). Keduanya sama-sama berteman dan memiliki jiwa yang bebas dan petualangan sebagai seorang youtuber.
Konflik bermula ketika Sarah mulai berkenalan dengan lelaki yang usianya jauh lebih tua di atas dirinya. Sarah mendapat pelecehan seksual dari lelaki tersebut.
Walau dua karakter utamanya masih sekolah, kasus pelecehan seksual yang dialami Sarah tidak terjadi di lingkungan sekolah.
Berbeda dengan Like & Share, Qorin lebih berani lagi
mempersempit latar kejadian filmnya. Bukan lagi di luar sekolah atau di intra
sekolah reguler, melainkan di pesantren. Dan pelaku pelecehan seksualnya
adalah seorang mursyid (baca: guru) di pesantren tersebut.
Ini yang menjadikan Qorin tampil unik, apalagi dikemas dalam format horor. Meski ya, horornya yang dominan agak menenggelamkan isu besar yang diusungnya. Mungkinkah takut diprotes oleh pihak tertentu?
6. Qodrat (Laga, Horor)
Suami istri yang sama-sama jago akting |
Terkadang, treatment horor religi (terutama Islam) nggak perlu muluk-muluk dan penuh plot twist. Cukup kembalikan saja pada hakikatnya yakni iblis vs manusia. Karena sejak iblis tidak tunduk pada perintah Allah untuk sujud kepada Adam, praktis iblis menjadi musuh manusia paling nyata hingga akhir zaman.
Qodrat mengembalikan hal itu. Seorang ustad bernama Qodrat (Vino G. Bastian) yang diberi karomah bisa merukiyah, tak percaya lagi kepada Tuhan ketika ia gagal menyelamatkan anaknya sendiri. Ia terjebak pada kekafiran.
Adanya rasa traumatik dan krisis kepercayaan terhadap Tuhan menjadi celah bagi iblis untuk terus menerus menyesatkan Ustad Qodrat.
Sejatinya, Qodrat adalah pertarungan Ustad Qodrat melawan iblis. Dengan dipenuhi adegan laga yang keren, film arahan Charles Gozali ini bisa tampil menyeramkan sekaligus menyenangkan.
5. Mencuri Raden Saleh (Laga, Kriminal)
Genre heist (pencurian) bukanlah barang baru di industri film dunia. Sudah banyak contohnya semisal The Italian Job, Baby Driver, Inside Man, Army of Thieves, dan masih banyak lagi.
Pola yang digunakan pun hampir mirip-mirip. Yakni sekelompok orang dengan keahlian masing-masing bekerja sama mencuri sesuatu. Sehingga yang menjadikan unik dari sebuah film heist, bukan lagi tentang 'bagaimana mencurinya' tapi 'kenapa barang tersebut harus dicuri'.
Ini yang menjadi keunikan Mencuri Raden Saleh. Dalam film arahan Angga Dwimas Sasongko ini, benda yang dicuri bukan brankas, uang, atau perhiasan, tapi sebuah lukisan.
Kita tahu bahwa Raden Saleh adalah seorang pelukis terkenal asal Indonesia yang namanya sudah mendunia. Dengan menjadikan 'Raden Saleh' sebagai bahan curian, Mencuri Raden Saleh lebih terasa lokalitasnya sekalipun action plan pencurian yang digunakan nggak jauh berbeda dengan film heist kebanyakan.
Film ini juga makin menarik karena berhasil menyatukan bintang-bintang muda
yang tengah naik daun dalam satu frame. Mereka adalah Iqbaal Ramadhan,
Angga Yunanda, Rachel Amanda, Agniny Haque, Umay Shahab, dan Ari Irham.
4. Before, Now & Then (Nana) (Drama, Kearifan Lokal)
Saya nonton film ini lima kali di platform OTT yang menayangkannya. Bukan, bukan karena saking sukanya, tapi memang butuh lebih dari satu kali untuk memahami film ini.
Before, Now & Then (Nana) yang dinobatkan sebagai Film Panjang Terbaik FFI 2022 ini bercerita tentang perempuan bernama Nana yang memulai hidup baru bersama seorang pria kaya raya pascakehilangan suaminya di sebuah perang.
Tapi rupanya hidup baru yang ia mulai tidak membahagiakan hati. Ia masih saja dibayang-bayangi oleh kehadiran suami lamanya dalam mimpi. Ditambah lagi, suami barunya selingkuh dengan perempuan lain. Uniknya, Nana malah akrab dengan perempuan selingkuhan suaminya tersebut.
Film karya Kamila Andini ini memang unggul dalam hal estetika sinema dan juga para pemainnya. Dan termasuk salah satu film Indonesia 2022 yang melanglangbuana di berbagai festival film internasional.
Satu hal lain yang menjadi keunikan film ini adalah naskahnya yang menggunakan bahasa Sunda.
3. Ngeri-Ngeri Sedap (Drama, Keluarga, Kearifan Lokal)
Pasangan suami istri pura-pura bercerai hanya untuk memancing anak-anaknya pulang. Terbukti, ini adalah cara terakhir dan terbaik yang bisa mereka tempuh. Ketiga anaknya pun pulang dari perantauan untuk membujuk agar kedua orangtua mereka tidak bercerai.
Mengambil latar suku Batak Toba, Ngeri-Ngeri Sedap tampil hangat dan membahagiakan hati. Meskipun dialognya masih menggunakan bahasa Indonesia dengan logat Batak (bukan bahasa Batak), film arahan Bene Dion Rajagukguk ini nggak kehilangan lokalitasnya.
Keindahan danau Toba, adanya rumah panggung, tarian adat memakai ulos, serta lagu-lagu berbahasa Batak menjadikan film ini lekat budaya Bataknya.
Film ini dipilih oleh Komite Oscar Indonesia sebagai wakil Indonesia untuk Best International Feature Film Oscar 2023. Meskipun sama seperti film-film yang menjadi wakil sebelumnya, film yang dimainkan oleh Tika Panggabean ini belum dilirik juri Oscar.
2. Miracle in Cell No. 7 (Drama)
Hanung Bramantyo memang jagonya membuat sebuah cerita menjadi sangat dramatik ketika divisualkan. Meskipun film ini remake dari Korea Selatan berjudul sama (artinya ada banyak garis besar cerita yang sama), Miracle in Cell No. 7 tetap nggak kehilangan daya magisnya.
Alim Sudio selaku penulis naskah sangat pandai melakukan naturalisasi bagian-bagian mana saja yang perlu disesuaikan dari versi aslinya.
Alhasil bisa saya bilang, Miracle in Cell No. 7 adalah remake Indonesia terbaik dari film-film asing sejauh ini.
Ceritanya sendiri tentang seorang ayah bernama Dodo Rozak (Vino G. Bastian) yang punya masalah keterbatasan dituduh melakukan pelecehan seksual pada seorang anak perempuan.
Film bergerak lebih jauh lagi ke arah keadilan hukum karena orangtua si korban adalah orang yang berkuasa.
Namun mulai edisi kemarin dan kali ini, apresiasi unsur film ini akan dilakukan berbarengan dengan daftar film paling keren. Selain itu yang menjadikannya berbeda dengan BMA, saya hanya akan memilih satu yang paling keren tanpa disertai nominasi.
Dan inilah peraih penghargaan PALING KEREN 2022:
Sutradara Paling Keren: Randolph Zaini (Preman)
Penulis Skenario Paling Keren: Bene Dion Rajagukguk (Ngeri-Ngeri Sedap)
Pemeran Utama Pria Paling Keren: Vino G. Bastian (Miracle in Cell No.7)
Pemeran Utama Wanita Paling Keren: Aurora Ribero (Like & Share)
Pemeran Pembantu Pria Paling Keren: Denny Sumargo (Miracle in Cell No.7)
Pemeran Pembantu Wanita Paling Keren: Arawinda Kirana (Like & Share)
Pasangan Paling Keren: Vino G. Bastian & Graciella Abigail (Miracle in Cell No. 7)
Kolaborasi Peran Paling Keren: Indro Warkop, Tora Sudiro, Bryan Domani,
Rigen Rakelna, & Indra Jegel (Miracle in Cell No. 7)
Pemeran Anak Paling Keren: Muzakki Ramdhan (Preman)
Penata Editing Paling Keren: Avi Glick (Preman)
Penata Sinematografi Paling Keren: Galang Galih (Satria Dewa: Gatotkaca)
Penata Efek Visual Paling Keren: Bintang Adi Pradana (Preman)
Penata Artistik Paling Keren: Vida Sylvia (Before, Now & Then (Nana))
Penata Busana Paling Keren: Retno Ratih Damayanti (Before, Now & Then (Nana))
Penata Rias Paling Keren: Jerry Octavianus (Srimulat: Hil yang Mustahal - Babak Pertama)
Penata Musik Paling Keren: Viky Sianipar Inc (Ngeri-Ngeri Sedap)
Penata Suara Paling Keren: Aria Prayogi (Like & Share)
Lagu Tema Paling Keren: Huta Namartuai/Viky Sianipar, Ogar
Nababan (Ngeri-Ngeri Sedap)
Pastinya sudah bisa menebak bukan siapa jawara paling keren tahun ini?
Dengan bangga saya persembahkan, Film Indonesia Paling Keren 2022 adalah …..
1. Preman (Thriller)
Film ini mengisahkan tentang kehidupan Sandi (Khiva Iskak), seorang ayah tuli yang saling memiliki dengan putra lelakinya. Sang ayah berprofesi sebagai preman. Suatu ketika ia terlibat peristiwa pembunuhan yang disaksikan putranya sendiri.
Preman mungkin akan hanya jadi film thriller biasa saja jika tidak digarap unik dan baik oleh Randolph Zaini yang saya nobatkan sebagai Sutradara Paling Keren 2022.
Dalam garapan perdananya ini Randolph berhasil menunjukkan garapan estetika yang memukau, penceritaan yang solid, juga adegan laga yang sadis nan artistik.
Beberapa shot brilian ditampilkan oleh Preman. Misalnya ketika Ramon melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara) di rumah Sandi karena anak buahnya terbunuh. Atau ketika akhirnya Ramon berhasil menemukan persembunyian Sandi di rumah mantan istrinya.
Karakterisasi Sandi juga diperkuat dengan latar belakang Sandi semasa kecil yang digali sangat dalam. Diceritakan secara bertahap, kita akan mudah mengerti dan memahami kalau apa-apa yang dilakukan Sandi di masa kini sedikit banyak dipengaruhi oleh kisahnya di masa lalu.
Pilihan gaya dan media bercerita yang dipilih Randolph seperti menggunakan 'kelinci', turut serta membangun emosi film lebih impresif.
Kamu selama 2022 nonton film Indonesia apa saja? Berbagi yuk di kolom komentar!