Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

Mini Review Vol. 2: Film Balas Dendam Terbaik

Balas dendam menjadi salah satu tema cerita yang umum ditemui dalam film. Berikut rekomendasi film balas dendam terbaik.
Dalam beragam bentuk dan genre, kisah tentang balas dendam sudah lumrah menjadi tema utama film. Karena sejatinya, manusia adalah makhluk yang rentan menyakiti dan disakiti sehingga menimbulkan dendam di antara mereka.

Setelah mengambil tema film superhero yang mengulik nilai-nilai kemanusiaan sebagai tema edisi perdana Mini Review Vol.1, edisi kedua hadir dengan tema soal balas dendam.

Ada begitu banyak film tentang balas dendam yang saya tonton, baik film Indonesia ataupun film impor. Umumnya film dengan tema seperti ini dikemas dalam genre laga, horor, atau thriller.

Coba saja kamu ingat-ingat kembali apa motivasi Suzzanna menjadi hantu di film-filmnya? Ya, kamu benar! Ia menjadi hantu karena ingin balas dendam kepada manusia yang menyakitinya selama ia hidup.

Di edisi Mini Review Vol. 2 ini, saya akan bahas singkat 3 film tentang balas dendam yang punya cerita menarik untuk diikuti. Tentunya lepas dari kekurangan dan kelebihan filmnya ya.

Cekidot!

1. Skyfall (2012)

Jadi siapakah peneror itu?/doc. variety

Di nomor pertama ada film laga mata-mata yang merupakan bagian dari James Bond series, Skyfall. Film ini rilis pada tahun 2012 dan nampaknya sudah bisa disaksikan di aplikasi OTT. Silakan googling sendiri ya.

Ceritanya tentang balas dendam yang paling menyakitkan (kata kebanyakan orang). Yakni balas dendam dari seorang teman yang merasa tersakiti. Pasalnya, ia sudah tahu seluk beluk orang yang kini menjadi musuhnya.

Yang menjadi sasaran kali ini adalah adalah M (Judi Dench), kepala agen rahasia MI6. Ia mendapat teror demi teror yang menyebabkan anak buahnya meninggal karena data agen yang bocor. M pun penasaran dan ingin mengetahui siapa sesungguhnya orang di balik teror tersebut.

Usaha M dikejutkan dengan kehadiran Bond (Daniel Craig) yang sebelumnya dinyatakan hilang paskasebuah misi di Turki. Kehadiran Bond secara tiba-tiba, akhirnya membawa M pada sosok peneror yang dicarinya selama ini.

Sebagai film spionase, saya patut memuji Skyfall terutama dalam hal karakterisasinya.

Film yang merupakan seri ketiga Daniel Craig sebagai James Bond ini tampil solid dan konsisten dalam hal penokohan. Saya suka bagaimana treatment sutradara untuk tidak membuat satu karakter menjadi berubah 180 derajat hanya untuk mengecoh penonton.

Dengan kata lain, nggak ada karakter baik yang sebenarnya jahat, atau sebaliknya karakter jahat yang sebenarnya baik. Kalaupun saat menonton ada persepsi demikian, itu lebih karena dinamika ceritanya saja.

Soal alur memang sangat sederhana, hanya selapis saja nggak banyak twist. Skyfall hanya bertujuan untuk mencari tahu siapa yang meneror M. Meski begitu, Skyfall tetap melenggang mulus dengan durasi lebih dari 2 jam.

Durasi segitu termasuk lama untuk film dengan alur selapis, karenanya berpotensi membosankan. Tapi Skyfall nggak termasuk dalam kriteria itu.

Meski alurnya yang sederhana, John Logan yang ditemani Neal Purvis dan Robert Wade selaku penulis naskah, mampu menyajikan variasi cerita yang menarik. Kisah Skyfall tidak hanya berkutat di spionase-nya saja, tapi juga mengupas sisi dramatik/kehidupan pribadi James Bond.

Dan meski terlihat sudah tua dan lelah, Daniel Craig tetap bisa tampil memesona memainkan karakter James Bond yang memikat dan penuh perhitungan. Pun ketika ia harus bernostalgia dengan masa lalunya di Skyfall.

Oia, Skyfall sendiri adalah nama tempat dalam film tersebut yang menjadi titik klimaks film ini. Itulah kenapa judulnya Skyfall. Dan pertarungan akhir di Skyfall sangat apik dari sisi sinemotagrafi pun mampu menyentuh sisi emosional penonton.

2. Tom Clancy’s Without Remorse (2021)

Apakah John percaya kalau pembunuhan itu hanya konspirasi?/doc. Prime
Apakah kamu bisa bayangkan bagaimana sakitnya seorang suami tatkala istri dan calon bayinya dibunuh? Dan naasnya, sang suami nggak kuasa melakukan apapun untuk mencegah pembunuhan tersebut?

Bermula dari seorang istri bernama Pam Kelly (Lauren London) yang sedang hamil besar. Ia diserang oleh sekelompok orang tak dikenal di rumahnya. 

John Kelly (Michael B. Jordan), suaminya yang juga seorang perwira senior Navy SEALs Amerika, tak berdaya untuk menghentikan penyerangan tersebut. Akibatnya, istri dan calon anaknya harus meninggal dalam keadaan bersimbah darah.

Satu hal yang tersisa dari penyerangan tersebut, adalah satu pelaku yang berhasil kabur. John sempat melihat orang tersebut sebelum sang pelaku benar-benar pergi. John pun berniat mencari tahu si pelaku dan berencana membalaskan dendamnya. 

Namun CIA memberhentikan kasus ini, karena rupanya pelaku adalah orang Rusia. Ditengarai jika kasus ini diteruskan akan memicu ketegangan antara Rusia dan Amerika.

Film arahan Stefano Sollima ini sejatinya mengisahkan misi tentara Amerika untuk mencari tahu siapa pembunuh Pam Kelly.

Alurnya sangat sederhana, mengalir maju, dan tidak memiliki timeline yang bertingkat-tingkat meski latar suasananya dibangun berdasarkan peristiwa sejarah. Aksi baku tembak menjadi jualan utama film yang juga dibintangi Jamie Bell ini.

Keunggulan lainnya adalah nuansa tone gelap hampir menyelimuti seluruh film. Bisa diartikan sebagai metafora dari suasana film yang mencekam. Para pemain pun tampil apik sesuai porsinya terutama Michael Jordan yang memegang peranan utama.

Kekurangan paling jelas terletak pada pola pengungkapan yang cenderung tergesa-gesa. Film ingin menunjukkan kalau peristiwa pembunuhan Pam bukanlah serangan dari luar tapi merupakan konspirasi dari tokoh politik Amerika sendiri.

Sampai pada tahap ini, Tom Clancy’s Without Remorse, secara mendadak langsung mengungkapnya. Penonton sama sekali tidak diberitahu bagaimana John bisa mengetahui dalang di balik pembunuhan Pam yang ternyata berujung konspirasi.

Saya sampai mengulang kembali untuk meyakinkan tidak ada yang terlewat. Tapi ternyata memang bagian penting ini, missing. Sungguh disayangkan.

Menurut hemat saya, film ini masih bisa dirilis untuk bioskop karena kekuatan utamanya ada pada penataan suara yang membuat suasana laga sangat menegangkan.

3. Ivanna (2022)

Ivanna, hantu noni Belanda dengan kepala buntung/doc. MD Pictures

Di deretan nomor tiga, saya pilihkan film balas dendam dari Indonesia yang rilis pada 2022, Ivanna.

Bergenre horor-misteri, film yang merupakan spin-off dari Danur Universe ini menjadikan kisah sejarah tentang pendudukan Jepang atas Indonesia yang diambil alih dari Belanda menjadi pembuka film.

Dengan iringan musik yang memekakkan telinga, dikisahkan seorang noni Belanda yang membela 'pribumi' tengah berusaha menyelamatkan pacarnya yang pribumi dari amukan Matsuya (tentara Jepang).

Tak dinyana, warga pribumi lainnya justru malah memihak Matsuya. Hingga akhirnya noni Belanda tersebut dipenggal kepalanya oleh Matsuya. Tapi pengorbanan noni tersebut nggak sia-sia, karena pacarnya berhasil selamat.

Saking cintanya pada noni Belanda, sang pacar rela mengabadikan tubuh noni Belanda dengan semen hingga terbentuk patung.

Kisah beralih ke suatu tempat di Bandung dengan latar 1993. Walau saya sendiri nggak paham, Bandung bagian mana yang pada tahun segitu gaya bahasanya menggunakan "lo gue lo gue" dan campur aduk antara Bahasa Indonesia dan Inggris.

Tapi mari lupakanlah itu!

Tempat tersebut adalah sebuah panti asuhan. Ambar (Caitlin Halderman) dan adiknya, mengunjungi panti asuhan tersebut untuk menghabiskan malam takbiran bersama keluarga besarnya yang masih tinggal di panti asuhan.

Namun Ambar mengalami hal yang aneh. Matanya yang baru saja habis dioperasi mendadak bisa melihat makhluk halus. Ia seringkali mengalami penglihatan dan pendengaran yang mengejutkan.

Ia bisa melihat jelas apa yang terjadi di masa lalu, Ya, apalagi kalau bukan kisah noni Belanda yang dijadikan pembuka awal film ini.

Dengan pemilihan para pemain yang kontras, terlihat adanya perbedaan cast pribumi (Shandy William, Taskya Namya), dengan cast bule (Junior Robert, Rina Hassyim), saya kira hantu Ivanna akan mengolah kisah pembuka tersebut menjadi cerita tentang balas dendam yang menarik.

Rupanya, enggak! Hantu Ivanna balas dendam secara random ke siapa saja yang ia temui. Dengan cara ia ‘mengkretek’ kepala korban.

Agak lucu sih. Balas dendam Ivanna ini nggak punya motivasi yang jelas. Kalau begitu buat apa kita disuguhkan konflik antara Belanda vs Pribumi vs Jepang, kalau toh Ivanna bisa balas dendam ke siapa saja?

Selain itu, saya masih bingung apa yang menjadikan Ivanna balas dendam. Apakah memang ingin balas dendam ke pribumi yang mengkhianatinya, atau ia hanya ingin mencari kepalanya yang dibuang ke sumur?

Sudut pandang film ini menjadi kabur, karena berjalan dari dua arah antara kisah Ambar yang karakternya sudah dibuat cukup unik, dan dari sudut pandang Ivanna yang berusaha membalaskan dendam.

Sebetulnya nggak salah jika film mau mengembangkan keduanya. Sebagaimana Ghost Writer 2 yang berjalan dari sudut pandang dua karakter utamanya secara bersamaan.

Sayangnya, Ivanna gagal mengelaborasi keduanya. Kimo Stamboel sebagai sutradara cuma jualan kesadisan dalam hal teror meneror saja. Dan ini bukanlah hal yang baru bagi Kimo, karena di film-film sebelumnya sudah sering ia tunjukkan.

Tanpa fondasi cerita yang bagus dan koheren, buat saya Ivanna sekadar seru-seruan saja. Walau kadar serunya memang memenuhi ekspektasi.


Ceritakan apakah kamu pernah punya dendam kepada orang lain, dan film apa yang mewakili perasaanmu akan perasaan dendam tersebut?

Read Also :
Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi Jurnalis atau Entertainer namun malah tersesat di dunia Informatika

20 comments

  1. Penasaran ama James Bond yg ini karena ada Judi Dench. Hebat bener ya makin tua makin keren aktingnya. Kalau di Hollywood gitu ya, aktor / aktris gak mandang umur.
    1. Sebetulnya, di industri perfilman manapun, sama saja sih, seni peran gak kenal usia. Mungkin karena di Hollywood, cerita dan genre yang diproduksi sangat beragam dan variatif, jadi aktor senior masih punya banyak peluang dan kesempatan untuk tetap jadi pemeran utama.
  2. dari list ini aku cuma pernah nonton Skyfall, soundrack nya pun masih terngiang2 di benak, haha xD hm, udah lama juga aku ga nonton film action, hihi
    1. Hayo dong nonton action lagi, hihi.
  3. dari film di atas cuman nonton skyfall.. itu film James Bond terperih kedua setelah No Time To Die.. Bond deket banget sama M dan ketika M meninggal pedihnya kebawa sampe ke yg nonton
    1. Sepakat! Emosi-nya memang kerasa banget.
  4. Belum pernah nonton semuanya, tapi punya beberapa novel Tom Clancy dan kalau dari penceritaannya keren memang. Setelah alih wahana ke film kadang ada yang sukses ada juga yang kurang oke.
    1. Risiko alih wahana dari novel ke film, pasti ada aja yang membandingkan antara film dengan material aslinya.
  5. Saya punya pengalaman balas dendam terbaik apa, ya? Hehehehe Skyfall bagus sih filmnya. Tapi, perasaan udah lama juga ya gak ada film James Bond terbaru.
    1. 3 tahun lalu ada No Time To Die. Entah itu yang terbaru, apa ada lagi setelah itu.
  6. Selalu suka dengan filmnya 007, sepertinya semua seri kutonton. Bener, walaupun durasinya panjang, nggak terasa membosankan. Apalagi ditambah settingnya berganti-ganti lokasi, mulai dari Istanbul sampai China. Berasa ikut jalan-jalan juga
    1. Nah bener. Banyaknya lokasi yang jadi setting, bikin film lebih variatif dan nggak bosenin.
  7. Rekomendasinya boleh juga nih, tapi ngga buat Ivana karena ku ngga suka film horor hehehe
    1. Ya, boleh.
  8. Ivanna ini balas dendam yang paling rumit yaa..
    Kadang perempuan tuh gitu ato gimana sii??

    Tapi benang merahnya adalah ketika seseorang balas dendam, maka kekuatan yang ia miliki bisa jadi berkali-kali lipat daripada kekuatan orang biasa yang gak punya hasrat seperti itu.

    Aga serem yaa.. dan kudu ati ati banget gitu.. dan kalau berkonflik dengan orang lain, segera selesaikan. Kadang balas dendam itu hanya satu pihak yang merasa dirugikan, sedangkan pihak lainnya menganggap hal tersebut adalah sebuah kewajaran.
    1. Lah aku gak tahu, aku kan bukan perempuan, hehe.

      Rerata penyebab balas dendam adalah kematian seseorang yang dicintainya. Tinggal sepandai-pandainya saja bagaimana film mengolahnya.
  9. Penasaran sama film yg ke 2...
    Tapiiii... kuat gak yah liat ibu hamil di serang..
    1. Adegan 'ibu hamil diserang', hanya di awal saja sebagai pemantik konflik. Dan penggambarannya bukan sesuatu yang brutal.
  10. Sudah aku tonton semua ini filmnya bang, seru dan bikin gregetan sih ya. Soal dendam sih pernah mengalami di fase sudah gondok melihat orangnya. Tapi setelah dipikir-pikir rugi sendiri kalau menaruh dendam lama-lama. Sekarang Puji Tuhan jauh-jauh deh dendam.
    1. Wuih mantap, lanjutkan! Ya sih terkadang melupakan balas dendam bikin hati lebih damai saja.
Terima kasih telah berkunjung ke RajaSinema. Kami sangat senang jika anda berkenan meninggalkan komentar dengan bijak, tanpa link aktif, dan atau kata-kata kasar.